Judul buku:
Mr. Justice Raffles
Penulis:
E.W. Hornung
Penerjemah: Melody Violine
Penerjemah: Melody Violine
Penerbit:
Visimedia
Cetakan:
Pertama, Maret 2013
Tebal: x +
422 halaman
ISBN: 979-065-173-2
Orang kaya
ternyata miskin, Orang jujur ternyata licik, Kita semua berpotensi melakukan
apa saja – A.J. Raffles
Sinopsis
Imajinasi
dan pandangan Raffles ke depan jelas cenderung mendahului perkataannya, bahkan
ide-idenya akan mengkristal saat tuturnya mengalir, menjadi cukup gamblang bagi
pendengarnya. – Bunny Manders –
Siapakah yang
menduga bintang kriket itu ternyata pencuri? A.J. Raffles, pemain kriket pada
siang hari dan pencuri amatir pada malam hari. Kali ini pencuri tampan ini
bertekad mencuri demi membantu orang lain. Raffles tidak pernah menduga
permainan kecil ini akan berujung menjadi pertarungan hidup-mati antara dirinya
dan rentenir paling kejam di Inggris.
Dibantu adik
kelasnya yang setia, Bunny Manders, Raffles harus selalu selangkah di depan
lawannya agar tidak terjerumus ke dalam berbagai perangkap yang telah
disiapkan. Sanggupkah Raffles dan Bunny menaklukkan Dan Levy, si lintah darat
itu?
Review
Membaca novel ini teringat penjahat legendaris sekaligus pahlawan rakyat, Ned Kelly. Dulu pernah mendapat
tugas baca novelnya pada mata kuliah Sejarah Pacifik. Novel yang berjudul Mr.
Justice Raffles: Pencuri Legendaris dari Inggris menceritakan seorang pemain
kriket sekaligus pencuri, yang bernama Raffles. Kisah ini diceritakan dari
sudut pandang sahabat Raffles yang telah ikut berpetualang bersamanya,
sahabatnya itu bernama Bunny Manders.
Tentu saja
alasan Raffles mencuri hanya demi membantu orang lain. Tak disangka, dalam
permainan kecil yang dilakukan Raffles telah menyeretnya dalam pertarungan
hidup-mati antara dirinya dan rentenir paling kejam di Inggris, Dan Levy.
Rentenir yang sangat kejam, pencari mangsa bangsawan yang terlilit hutang dan
melipatgandakan uang yang dipinjamkannya.
Membaca novel
ini terasa seperti masuk pada akhir abad ke- 19 dengan latar belakang London.
Penerjemah mampu menjembatani pembaca memahami situasi pada masa itu. Terlihat
detail dalam menemukan istilah-istilah yang terasa asing di dengar saat ini, misalnya
mesin tik pada masa itu berbentuk seperti setengah topi atau Raffles menjuluki musuhnya sebagai Mr. Shylock. Juga aksen bicara khas tokoh Dan Levy tanpa
huruf “h” pun tak luput dari perhatian penerjemah. Meskipun demikian masih ada
beberapa kesalahan teknis di dalamnya, saya menemukan typo pada halaman 125
(Carlsband, seharusnya Carlsbad), halaman 135 (mencengkamku, seharusnya
mencengkramku), halaman 262 (sudahau siapkan, seharusnya sudah kau siapkan).
Semakin
penasaran siapa sebenarnya yang membunuh si rentenir Dan Levy? Membaca novel
ini selalu ingin membacanya sampai akhir cerita, membongkar teka-teki yang
terjadi. Terakhir saya beri 4 dari 5 bintang. Novel ini recommended buat yang
menyukai cerita berlatar sejarah, mystery atau kasus kriminal.
halo, Arlin,
BalasHapusterima kasih atas reviewnya ^^
"mencengkam" bukan typo (ada kata cengkam)
tapi mohon maaf atas lain2nya yg memang typo
salam
Sama-sama kak :')
HapusApik terjemahannya, sedikit typonya. Oh memang 'mencengkam' ya? Soalnya aku nemu di halaman lainnya 'mencengkram'. Good job, detail sampai memerhatikan aksen bicara Dan Levi tanpa huruf "h" dan istilah-istilah yang asing di dengar saat ini. Ditunggu karya terjemahan berikutnya...^^
HaloKakak...:)
BalasHapusterima kasih reviewnya...:)
Aku lagi gandrung sama cerita misteri beginian, bisa jadi referensi buat pemburuan buku selanjutnya...hehe...:D
Silakan meluncur ke toko buku terdekat :')
HapusMakasih juga udah ikutan giveaway dan mampir di blog ini :D
Ceritanya menarik mirip sama Zorro, sama-sama mencuri tapi hasilnya digunakan untuk membantu oranglain
BalasHapusYap, hampir mirip Zorro juga ya..
HapusKalo aku keingetan ceritanya Ned Kelly di Australia, hehe
Makasih udah ikutan giveaway dan mampir di blog ini :D