Jumat, 03 Mei 2013

[Review] Cinta Kamu, Aku: Ini Bukan Drama Radio!


Judul buku: Cinta Kamu, Aku: Ini Bukan Drama Radio!
Penulis: Irfan Ihsan
Penerbit: Nourabooks
Cetakan: I, Februari 2013
Tebal: 320 halaman
Harga: Rp 54.000
ISBN: 978-602-7816-27-5



“… kalo ditanya apa saya masih sayang dia, saya akan jawab ‘nggak’… dan kalo sekarang saya ditanya, kapan terakhir saya melakukan kebohongan terbesar dalam hidup, saya akan jawab… baru saja …”

Fabian Suhendra atau biasa dipanggil Aan, seorang penyiar radio FlashFM, dengan air time pas-pasan, tunggakan uang kos, dan penyakit jomblo akut. Saat Aan sedang siaran tiba-tiba muncul Risha, penyanyi papan atas yang diantar mbak Silvy. Aan tampak bingung karena melihat tidak ada nama Risha dalam order siaran yang berisi jadwal iklan, daftar insert, daftar lagu dan berbagai hal yang akan mengudara pada setiap jam, termasuk jadwal wawancara tamu jika ada, dan selalu menjadi panduan si penyiar dan operator yang bertugas pada jam tersebut.

Risha dan mbak Silvy panik dan menghubungi Lego, manajer risha yang mungkin salah kasih jadwal. Seperti mendapat kesempatan untuk mewawancarai Risha akhirnya Aan bilang kalau salah lihat dan ternyata memang ada jadwal wawancara hari ini.

Jam dinding bergerak cepat dari pukul 7.50 ke pukul 9.58. Risha dan Aan sudah semakin akrab. Ketika kelompok iklan terakhir sedang mengudara, Aan yang biasanya keluar studio untuk nonton TV di ruang kreatif atau sekadar ngobrol ngalor-ngidul dengan Rohmad atau Robby, kali ini terlihat betah di ruang siaran, sambil melihat telapak tangan Risha, seolah-olah sedang meramal jalan hidup Risha. Risha pun sesekali terlihat tertawa lepas, sementara Aan terlihat serius seperti seorang peramal yang kekuatannya melebihi peramal professional yang sering masuk TV.

Masa kecil Risha (19 tahun lalu)

“…kaki kecil berlari ke sana kemari sambil tertawa riang kedua tangannya diayun kiri kanan hari ini bahagia terbias di wajahnya…”

Suara merdu Vina Panduwinata terdengar keluar dari mini compo yang terletak di atas meja kecil samping tempat tidur. Di atas tempat tidur tersebut, seorang anak perempuan yang hari ini tepat berusia 6 tahun, sedang duduk dikelilingi boneka-boneka kesayangannya, bernyanyi pelan mengikuti lirik lagu tersebut.
Suara pertengkaran tersebut terdengar di antara lirik lagu “Kumpul Bocah” yang mengalun.

“…selamat hari ulang tahun, Manis”

“Dasar lo, ya… Buaya Busuk!!”

“…semoga kamu panjang umur.”

“Tidurin aja semua pelacur… mending masih kuat!”

“…cepat undang semua teman.”

“Eh, Ma… kalo ngomong ati-ati! Emang gue nggak tahu lo ngapain aja kalo lagi show keluar kota…hah1? Udah kayak pecun!!”

Si anak perempuan tadi membesarkan volume suara di compo-nya sehingga suara di antara lirik lagu sudah tidak terdengar lagi, sambil memeluk salah satu bonekanya.

Hari ini adalah ulang tahun Risha. Risha berharap kehadiran Yudha tapi ternyata memang Yudha tidak bisa datang menemuinya. Risha merasa bersalah karena menjadi cewek simpenannya Yudha. Risha merasa Yudha adalah jodohnya, kenapa juga dia mau kawin sama mbak Ratih hanya karena alasan untuk bikin seneng ibunya. Sekarang ibunya meninggal dia bilang mau cerai sama mbak Ratih. Tapi mana? Cinta memang tidak berpihak padanya, pikir Risha.

Dalam perjalanan Jakarta-Bandung (21 tahun lalu)

Aan kecil (7 tahun) sedang berada dalam mobil berasama Papa, Mama dan adik perempuannya yang masih berusia tiga tahun dalam perjalanan ke rumah Aki dan Ninik di Bandung. Sambil menyetir, Papa memasukan sebuah kaset ke tape player di mobil dan terdengar lagu “Why Do You Love Me” yang dibawakan oleh Koes Plus berkumandang di dalam mobil.

Keesokan harinya, Aan sedang bermain lego di meja ruang keluarga rumah Aki dan Ninik. Baju kemejanya dimasukkan ke dalam celana panjang yang dipakainya. Walaupun hari sudah sore, rambutnya yang lurus dan belah pinggir masih terlihat rapi.

Tiba-tiba mang Usep muncul di pintu. Mukanya terlihat sangat pucat. Badannya gemetar. Aki dan Ninik kaget melihat mang Usep seperti itu. Aki lari menghampiri mang Usep. Di belakang mang Usep, muncul pak RT dan dua orang polisi. Sesaat kemudian, terdengar suara Aki yang sangat keras mengucapkan “INNALILLAHI WA INNA ILAIHI ROJIUUUN!!!”        diikuti tangisan Aki yang kemudian jatuh terduduk. Ninik yang mengetahui apa yang terjadi pun langsung memeluk Aan dan mendekapnya keras-keras.

Aan, seorang penyiar radio dan Risha, penyanyi papan atas yang tinggal di dunia jauh berbeda dari Aan, terkenal dengan suara merdu, kecantikan dan segudang prestasinya. Namun, satu event pengubah takdir membuat cinta Aan dan Risha bertemu di satu frekuensi. Terciptanya kisah Risha dan Aan, 4 detik untuk selamanya…

Tling

Sebuah pesan masuk di BBM Aan.

"Hai sayang.. kamu di mana? Kamu jadi nemuin aku, kan?"

“Wooooohooooo …!!!”

Aan menggila.Girang. Menari. Lari keliling studio. Dan, menjadi tontonan baru teman-teman Flash radio. Akhirnyaaaa … wanita yang bikin dia deg-degan dan nyengir setiap hari, menyebut dirinya “sayang”. Lirik lagu “Menghujam Jantungku” dari Tompi terdengar kencang di mobil Aan ketika mobilnya parkir di samping salah satu studio sebuah TV swasta tempat Risha shooting untuk acara tahun baru di TV tersebut.

Lucu juga baca pas bagian ini karena ternyata yang mengirim BBM itu ke Aan bukan Risha tapi Lego, manajernya Risha. Lucu bacanya, hihi… :p *guling-guling*

Aan mendapat kejutan saat siaran pagi “Sarapan”. Mia bilang Balak Satu yang mau diwawancara pagi ini nggak jadi datang. Mendadak penggantinya bukan artis tapi politisi.

Sakit perut Aan muncul lagi.

“Thur, mampus gue. Masa baru siaran pertama langsung diuji coba sama politisi. Gue ngomongin apa, ya? Harusnya kan Mia brief gue dulu. Lo tahu siapa yang datang, Thur?” Aan yang terlihat makin gugup, sementara Phatur juga geleng-geleng kepala kepala.

Dan ternyata… “HAAAHH??? Hahahahahaa…” Aan terlompat dari kursinya dan hanya bisa tertawa dengan keras. Tamu itu ternyata Risha.

Novel “Cinta Kamu, Aku: Ini Bukan Drama Radio!” merupakan novel kedua yang saya baca setelah “Abdel & Mongol: It’s Real Man!”, persamaannya adalah sama membahas dunia siaran radio dan gaya bahasa dalam ceritanya pun khas masyarakat kota Jakarta yang familiar.  Membaca novel ini campur aduk, ada sedih dengan masa lalu, gokil dengan gaya bahasa yang ‘ngepop’ khas Jakarta sehari-hari, dan terharu dengan kisah Risha dan Aan.

Novel ini memang ‘ngepop’ terlihat sekali dari gaya bahasanya dan alur ceritanya ringan yang memang mengangkat kisah di balik layar dunia radio. Mungkin agak kurang klimaksnya kali ya karena gaya bahasanya dan alur ceritanya yang ‘ngepop’ jadi kurang menyentuh klimaks ceritanya.

Pas endingnya saya suka, terharu baca endingnya. Lalu bagaimana akhir cerita segitiga Aan, Risha dan Yudha? Akhirnya Risha memilih siapa ya? Selebihnya bisa baca novel “Cinta Kamu, Aku: Ini Bukan Drama Radio!”. Seperti yang diungkapkan penulisnya Ini Bukan Drama Radio! Jadi, penasaran kan bagaimana ceritanya? Karena cerita ini bukan sekadar drama radio.

Saya kasih rating 3 dari 5 bintang 3/5 untuk novel “Cinta Kamu, Aku: Ini Bukan Drama Radio!”. Bagi yang suka mendengarkan radio, saya recommended baca novel ini.

 Tentang Penulis


Irfan Ihsan (@irfanihsan), kecintaan pada dunia Radio dan kegemaran bercerita seorang Irfan Ihsan digabung dalam sebuah karya fiksi yang berjudul Cinta Kamu, Aku … : Ini Bukan Drama Radio!. Novel tersebut merupakan karya pertamanya. Kegemarannya menulis sudah muncul sejak Irfan masih duduk di bangku SD. Saat itu ia menulis sebuah kisah detektif menggunakan mesin ketik milik Ayahnya, yang juga seorang penulis.

Irfan “resmi” jadi orang radio ketika diterima sebagai Wadyabala Prambors tahun 1993. Namanya mulai dikenal ketika membawakan acara The Afternoon Show bersama Angga, yang kemudian diangkat ke layar televisi dan menjadi program pertama di Indonesia yang mengudara secara langsung dan bersamaan di radio dan TV, bernama “PRAMBORS WOW MANIA”, dari tahun 1996-1998. Setelah itu Irfan juga sempat membawakan acara Morning Show dan siaran malam ‘Pojokan Mendut’ di Radio Prambors, sebelum akhirnya pada tahun 2003 membawakan acara pagi ‘Snooze Button’ di Radio Indika. Selain di dunia Radio, Irfan juga sempat membawakan beberapa acara TV mulai dari variety show, game show, hingga siaran langsung sepak bola. Pengalaman lainnya termasuk meliput event besar seperti Woodstock Music Festival di Rome, New York tahun 1999 dan acara penghormatan terakhir bagi legenda musik Michael Jackson di Los Angeles, California pada tahun 2009.

Pada tahun 2005, Irfan bergabung dengan VOA sebagai International Broadcaster, dan menetap di Washington DC bersama istrinya, Vivit Kavi dan dua putri mereka, Ayla dan Kanza. 

4 komentar:

  1. Ini salah satu buku favorit aku juga... wahhh

    BalasHapus
  2. Happy reading. Makasih ya udah mampir :D

    BalasHapus
  3. Hehe...jujur sih saya lumayan bingung kalo nemu novel yg alur ceritanya muju mundur kaya gini. semacam ada kisah2 flashbacknya. Jadi inget waktu pertama kali baca novelnya dee yg perahu kertas. hadeehh..sampe harus di baca ulang baru nyambung *atau emang gwnya yg lemot. hehe

    tp, gue emang suka dgn dunia radio makanya, gw baca review novel kamu yg ini. tapi, sayang yaa yg nulis novel kayanya setting alur waktunya jadul bgt (Pdhl buku ini terbit di thn 2013). Masa dlm novel dia jd penyiar radio si Risha msh muterin lagunya vina panduwinata. yaeelllaaa...pdhl skrng jamannya koboy junior. haha

    ENW, berhub dlm rangka ikutan giveaway yg km adain, saya mau kritik dan saran dikit buat review yg km buat ya..Me-review dapat diartikan mengkaji atau membuat kajian dari suatu buku. bukan meringkas/ sekedar mengkutip apa yg ada dibuku itu tetapi memahami, kemudian membandingkan, memberikan pendapat kamu pribadi, kemudian menyimpulkan, supaya pembaca review km tau kurang dan lbhnya. Buat mutusin gue perlu beli ngak ya buku ini..krna ada faktor ketertarikan/malah tdk stlh baca sbuah review buku. dan aku kurang menemukan faktor itu dr review novel milik irfan ihsan ini disini. Itu aja, smoga jd membangun :) slm knal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alur novel ini maju - mundur jadi agak njelimet juga bacanya :p Memang terkesan agak jadul juga kan sesuai usia penulisnya, aneh juga kalo penulisnya tiba2 nyelipin lagunya Koboy Junior haha...

      Yap, makasih saran dan kritiknya. Review itu memang harus seimbang ada kelebihan dan kekurangannya. Novel ini memang kurang greget kalo buat saya hehe :)

      Hapus