Kamis, 23 Mei 2013

[Review] A Very Yuppy Wedding

Judul buku: A Very Yuppy Wedding
Penulis: Ika Natassa
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Pertama, Oktober 2007
Tebal: 288 Halaman
ISBN: 978-979-22-3181-6




The life of a business is 24/7, dan bagi Andrea, bankir muda yang tengah meniti karier di salah satu bank terbesar di Indonesia, rasanya ada 8 hari dalam seminggu. Power lunch, designer suit, golf di Bintan, dinner dengan nasabah, kunjungan ke proyek debitur, sampai tumpukan analisis feasibility calon nasabah, she eats them all. Namun di usianya yang menginjak 29 tahun, Andrea mungkin harus mengubah prioritasnya, karena sekarang ada Adjie, the most eligible bachelor in banking yang akan segera menikahinya. So she should be smiling, right?

Not really. Tidak di saat ia harus memilih antara jabatan baru dan pernikahan, menghadapi wedding planner yang demanding, calon mertua yang perfeksionis, target bank yang mencekik, dan ancaman denda 500 juta jika ia melanggar kontrak kerjanya. Dan tidak ada Manolo Blahnik atau Zara atau Braun Buffel yang bisa memaksanya tersenyum di saat ia mulai mempertanyakan apakah semua pengorbanan karier yang telah ia berikan untuk Adjie tidak sia-sia,       ketika ia menghadapi kenyataan bahwa tunangan sempurnanya mungkin berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri.

 A Very Yuppy Wedding menceritakan tentang Andrea seorang banker menjelang pernikahannya. Di usianya yang menginjak 29 tahun, Andrea harus mengubah prioritasnya karena ada Adjie yang akan segera menikahinya. Konflik percintaan sepasang kekasih yang sama-sama seorang banker, yang terikat kontrak kerja dan ketentuan bahwa tidak boleh menjalin hubungan sesama karyawan di bank. Apabila mereka berdua melanggar ketentuan tersebut harus membayar denda 500 juta karena melanggar kontrak kerjanya. Andrea dan Adjie sepakat menyembunyikan hubungan mereka berdua di kantor, terutama atasan mereka Bu Karen. Banyak kejadian lucu menghindari bu Karen, "Mau belanja juga, Bu?" Aku tersenyum gugup menghampiri bu Karen, berusaha mengalahkan rasa mampus-setan-sialan-kenapa-si-bos-ini-harus-ada-di-sini-di-saat-Adjie-melamar-ku-sumpah-nggak-lucu-banget!

"Iya nih, lagi nyari kado buat ulang tahun Bapak," Bu Karen membalas senyumku. "Berdua aja?"


"Oh, sama Adjie maksudnya? Nggak, Bu, tadi kami datang sendiri-sendiri..."

"Kebetulan aja ketemu di sini, Bu," Adjie ikut menimpali, mencoba tersenyum sewajar mungkin. Tapi air mukanya langsung berubah ketika ia melihat siapa yang menghampiri kami.

Aku mengikuti arah pandang Adjie, dan perutku langsung mulas saat melihat sosok laki-laki itu. Nggak lucu, sumpah nggak lucu banget! (hal. 21).

Di kantor hanya Firman dan Tania, sahabat mereka berdua yang mengetahui Andrea dan Adjie sepasang kekasih. Ketika ada Ajeng yang baru bergabung di kantor dan juga menjadi konflik di antara mereka berdua. "Oh, gitu. Eh, kalau Mas Adjie anak UI juga? Soalnya gue liat elo berdua akrab banget."

"Lho, elo belum tau?" kata Tania. "Adjie dan Andrea kan... aduh!"

Aku barusan menendang tulang kering Tania yang hampir saja mengumumkan hubunganku dengan Adjie kepada anak baru yang belum bisa kupercaya. Nggak lucu kan, kalau tiba-tiba besok si Ajeng cerita sama bu Karen atau pak Utomo?

"Adjie dan aku nggak satu kampus, Jeng. Dia di Trisakti. Tapi gue sama dia tuh dulu barengan masuk Perdana-nya, tiga tahun yang lalu. Jadi kami udah temenan banget gitu deh," aku menjelaskan, sambil melotot sepersekian detik pada Tania. Untung saja Ajeng sedang sibuk memotong-motong unagi-nya sehingga tidak menyaksikan pelototan mautku barusan.

"Wah, kalau gue jadi elo ya, Dre, udah gue pacarin tuh Mas Adjie. Gila, cakep banget gitu." (hal. 65).

Konflik Andrea dan Adjie, dilema antara harus menyembunyikan status hubungan mereka berdua pada Ajeng dan menahan rasa cemburu berlebihan pada Ajeng. Terlebih Ajeng itu gadis Jawa yang cantik, tipikal calon istri ideal untuk Adjie karena menurut penelusuran Andrea bahwa mantan pacar Adjie di masa lalu semuanya gadis Jawa yang cantik dan sempurna. Sedangkan Andrea, gadis Indo campuran, Belanda-Batak.

Masih banyak hal yang harus dihadapi Andrea, bertemu dengan calon mertua yang perfeksionis dan betapa repotnya mempersiapkan pernikahan dengan adat Jawa yang lengkap. Menghadapi Dina, yang selalu menelpon dan sms dengan bawelnya mengingatkan semua perlengkapan pernikahan. Ketika dihadapkan pada sebuah pilihan memilih pernikahannya dengan Adjie atau mempertahankan kariernya. Menjelang pernikahannya Andrea dan Adjie masing-masing dipertemukan dengan mantan pacar di masa lalu.

Alur ceritanya menarik untuk terus membaca sampai akhir dengan gaya bahasa yang ringan dan mengalir. Membacanya terasa akrab seperti mendengarkan curhatan seorang sahabat. Kekurangannya itu, tokoh dari novel ini terlalu dibuat sempurna, Andrea, gadis pintar, cantik, mempunyai karier cemerlang dan mempunyai kekasih, yang bernama Adjie, yang ganteng, pintar, rajin shalat, karier yang sukses dan berasal dari keluarga menengah ke atas. Rasanya terlalu sempurna ya. Ada beberapa typo di beberapa halaman yang saya temukan. Selebihnya novel ini enak dibaca dengan akhir cerita yang mengharukan.

Saya suka membaca puisi Pablo Neruda yang Andrea dan Adjie pilih di halaman pertama undangan pernikahan. "Ah, love is a voyage with water and a star, In drowning air and squalls of precipitate bran: Love is a war of lights and the lightening flashes Two bodies blasted in a single burst of honey." - Pablo Neruda.

Terakhir saya kasih 4 dari 5 bintang untuk novel A Very Yuppy Wedding karya Ika Natassa ini. Membaca novel ini menghibur dan tidak terlalu banyak mengerutkan dahi karena alur ceritanya yang ringan dan menarik.

Tentang Penulis

Ika Natassa, seorang business banker, lahir di Medan tahun 1977 dan memulai kariernya dengan menjalani apprenticeship di department of Primary Industry di Darwin dan ACTEW Corporations Limited di Canberra, sebelum akhirnya berprofesi sebagai commercial bangking relationship manager di salah satu bank terbesar di Indonesia hingga saat ini. Sejak dulu selalu ingin mencoba hal baru, mulai dari melukis untuk sebuah restoran bisbol saat ia masih bersekolah di Stanton High school di Amerika serikat, bushwalking mengelilingi Ayers Rock, mengambil sampel darah sapi hidup di Darwin, sampai mengajar anak-anak di pedalaman Kalimantan. Setelah beberapa kali menulis tentang leadership dan banking services untuk banknya, finalis Cosmopolitan Fun Fearless Female 2004 ini juga pernah menulis artikel tentang finance dan golf di majalah Lifestyle Soap, meraih Top 6 Most Popular Blog in Indonesia versi Blog Awards 2006, dan kini menerbitkan novel pertamanya.


6 komentar:

  1. Sering dengar nama Ika Natasha ini tapi belum pernah baca bukunya. Sepertinya menjadi target pembelian buku berikutnya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga baru pertama kali baca bukunya kak Ika Natassa dan jadi penasaran dengan buku-bukunya yang lain. Pertama kali baca nemu puisinya Pablo Neruda langsung jleb di hati :) nggak nyesel beli deh mbak Evi :)

      Hapus
  2. Well, buku ini sebenarnya cukup membuat saya penasaran karena berkat twit dari @fiksimetropop yang katanya bagus banget. Review-annya di Goodreads juga berhasil membuat novel ini masuk dalam to-buy-list saya. Apalagi ditambah review dari Kak Arlin ini, semakin membuat saya cepat-cepat ke Toko Buku nyari novel ini. :)

    Tapi, agak kecewa sama GPU karena revisi covernya nggak lebih bagus dari yang lama. :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. Happy reading :)
      Iya, sayangnya bagusan cover lama ya
      Makasih udah mampir di blog ini :D

      Hapus
  3. sepertinya buku ini menarik. saya seh, memang sangat tertarik dengan buku-buku yang nyerempet-nyerempet sama bau pernikahan. rasanya nggak rela banget kalau ada pernikahan dengan rencana yang sempurna tiba-tiba gagal atau ada masalah. seperti yang ada di buku ini. oke, masuk list buat diburu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sip, silakan berburu bukunya. Makasih ya udah mampir di blog ini :D

      Hapus